Laman

Senin, 31 Oktober 2011

Wisata Bukit Kelam Sintang


Kawasan Wisata Bukit Kelam berada di wilayah Kecamatan Kelam Permai. Bukit kelam berada diantara 2 (dua) sungai besar yaitu Sungai Melawi dan Sungai Kapuas. Luas wisata bukit kelam ini sendiri sekitar 520 hektare, di dalamnya banyak sekali keunikan dan kekayaan hayati. Dalam hutan Wisata Bukit Kelam tersebut juga merupakan kawasan Sumber air yang mengalir sebagai sungai yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk keperluan air minum, MCK dan irigasi.
 
Bukit Kelam merupakan satu diantara bukit terunik di dunia. Keunikannya adalah Bukit ini merupakan sebuah Bukit yang murni terdiri dari segumpal batu raksasa. Bukit dengan jenis seperti ini hanya terdapat 2 (dua) buah di dunia yaitu Ayers Rock yang terdapat di Australia dan Bukit Kelam di Indonesia. Kedua Bukit ini memiliki keistimewaan yang sama, yaitu warnanya yang dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan cuaca.

Bukit Kelam ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam dan juga untuk lokasi terbang layang dan panjat tebing karena terletak pada ketinggian 50 – 900 meter dari permukaan laut. Di Bukit Kelam juga terdapat tumbuh-tumbuhan langka seperti Kantong Semar Raksasa yang oleh masyarakat setempat dipergunakan sebagai wadah untuk menanak  nasi, selain itu juga terdapat Anggrek Hitam. Saat ini kawasan Bukit Kelam sudah direnovasi dan kawasan ini telah dijadikan sebagai Pusat Perkemahan Pramuka. Untuk mencapai puncak Bukit Kelam saat kita bisa menggunakan sebuah tangga dengan ketinggian ± 90 meter yang terletak di sebelah barat. Selain itu di kawasan wisata bukit kelam terdapat juga kolam renang, lapangan tenis dan kolam pemancingan.


Wisata bukit kelam biasanya ramai dikunjungi pada libur hari besar dan hari minggu. Pada libur hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri dan Natal wisata bukit kelam akan sangat ramai sekali oleh pengunjung. Bagi pengunjung yang suka bertualang tantangan alam dan merindukan pemandangan alam yang asli, maka Bukit Kelam adalah tempat yang cocok dalam memenuhi selera anda. Pendakian ke Puncak Bukit dapat ditempuh melalui 2 (dua) cara, yaitu :

1.        Menggunakan tangga yang tersedia dan terletak disebelah barat Bukit Kelam
2.        Melalui tebing Bukit yang sangat terjal dan menantang.

Dari Puncak Bukit Kelam dapat terlihat pemandangan alam yang sangat indah seperti :

1.        Hutan tropis dan berbagai jenis tanaman langka
2.        Dua aliran sugai yang mengapit Kota Sintang yaitu Sungai Melawi dan sungai Kapuas.
3.        Letak tata Kota Sintang dan persawahan yang ada di bawahnya.

Jumat, 28 Oktober 2011

Kesetiaan Yang Tersakiti


Saat sendiri menanti kasih
Ku coba damaikan hati
Mencari selingan pelipur lara
Dengan berjuta cinta yang semu

Ku coba tetap bertahan
Karena ku lihat cinta di mata mu
Namun hati ini terasa sakit
Saat ku mengingat mu

Satu hal yang tak dapat ku mengerti
Kenapa aku bisa sangat mencintai mu
Dan tak bisa aku pungkiri
Dibalik tirai hitam di hati ku
Masih terlihat cahaya cinta untuk mu

Getarannya begitu sangat ku rasakan
Bagai deburan ombak yang menghantam karang

Ku abaikan semua cinta disekeliling ku
Karena cinta ku hanya satu
Dan sudah ku berikan hanya untuk mu
Ku abaikan semua cinta disekeliling ku
Karena ku sangat mengharapkan mu

Tapi mengapa kau terus sakiti aku
Apa kau tahu
Disini aku selalu merindukan mu
Mengaharapkan kehadiran mu
Untuk temani hari-hari sepi ku

Andai kau bisa mengerti perasaan ku
Mungkin semua ini tak akan terjadi
Kau tinggalkan aku, kau lukai hati ku
Kau hancurkan harapan dan impianku

Kini ku pasrah
Dan ku rasa sudah cukup kau sakiti aku
Namun cinta mu tetap menggelora di hati ku
Dan akan terus tumbuh
Hingga senja nanti, rapuh dan mati bersama kenangan kita

Sabtu, 22 Oktober 2011

Jalan Ku


Aku bukan seperti aku
Jiwa ku seolah lepas dari raga ku
Prilaku ku tak seperti nurani ku
Aku seperti angin yang lepas dari jiwa ku

Aku lelah
Aku ingin berhenti
Aku ingin memulai kembali
Hal yang baru, indah seperti kata hati ku

Namun berat, itu yang ku rasa
Berat ku ingin melangkah
Dari keterpurukan diri
Aku bagai harus menembus badai
Untuk menghalau ego ku sendiri

Aku meratap
Aku termenung
Sampai kapan aku harus begini
Berjalan di atas angin
Terlepas dari niatan hati

Mampukah aku bertahan
Sanggupkah aku berdiri
Dari goresan lika-liku hidup yang tak menentu

Ya Allah , , ,
Aku ingin kembali
Tapi aku malu
Aku malu pada diri ku sendiri
Aku malu pada mereka
Aku malu pada Mu ya Allah , , ,

Ya Allah , , ,
Aku terlalu hina
Aku terlalu kotor
Aku terlalu hitam
Untuk kembali pada Mu

Ya Allah , , ,
Bukakan lah pintu hati ku
Jika kau perkenankan aku kembali pada Mu
Terangilah jalan ku
Agar aku tak tersesat kembali

Selasa, 18 Oktober 2011

Nikmat Alam


Ku dengar nyanyian burung-burung
Ku dengar desisan angin gunung
Ku hirup udara segar
Ku nikmati indahnya bentangan alam

Hijaunya hamparan persawahan
Rindangnya hutan yang perawan
Serta bukit-bukit yang tinggi menjulang

Andai ku bisa menikmatinya setiap saat
Tentu akan damai hati ini
Tenangkan jiwa-jiwa yang resah
Menyejukan raga yang terasa gerah
Dari arus globalisasi
Dari kerasnya kehidupan ini

Wahai teman , , ,
Jagalah alam kita
Jagalah tempat kita bernaung
Agar mereka tersenyum
Memberikan keindahan pada dunia
Agar kita tenteram
Diantara semesta alam

Desa Ku Malang


Desa ku ini terletak di Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, nama desa ku Desa Temawang Muntai (SKPH SP 4). Dulu desa ku begitu asri dan nyaman, dengan jalan aspal, pepohonan yang beriringan disepanjang jalan desa, sawah-sawah yang membentang luas serta hutan yang masih perawan. Selain itu masyarakat di desa ku sangat ramah dengan tali silaturahmi yang masih begitu erat, serta muda-mudi yang begitu kreatif dengan segala kegiatannya yang positif.

Setiap merayakan hari kemerdekan RI, muda-mudi beserta masyarakat selalu sibuk dengan berbagai kegiatan seperti : penghijauan, kompetisi dalam olah raga, lomba panjat pinang, dan sebagainya. Selain itu gema karang taruna masih begitu terlihat dengan berbagai kegiatan yang membawa budaya yang positif, seperti kelompok nasyid, qasidah, orkes dangdut, dan kudan lumping. Semua itu membuat desa ku dulu terasa hidup dan menyenangkan.

Namun sejak sepuluh tahun terakhir, desa ku mulai berubah dari rusaknya infrastruktur jalan, jembatan yang mulai rapuh, dan hutan-hutan yang mulai gundul akibat dari masuknya perusahan kelapa sawit di desa ku. Hal ini menyababkan desa ku tak lagi asri namun berubah menjadi desa yang terlihat terbelakang.

Kini jalan di desa ku tak lagi beraspal dan tak ada lagi pepohonan yang rindang di sepanjang jalan, yang terlihat saat ini hanyalah jalan yang berdebu di waktu kering dan jalan yang berlumpur di kala waktu hujan. Kini sawah-sawah pun menjadi kering di waktu musim panas dan banjir di waktu musim penghujan, hal ini karena tidak ada lagi hutan yang dapat mengikat cadangan air.

Mungkin hal ini bermula dari kaula mudanya yang tak lagi memikirkan kemajuan desa, melainkan hanya memikirkan kepentingannya pribadi. Hal ini membuat tali silaturahmi di desa ku tak lagi erat seperti dulu, mungkin hal ini juga akibat dari masuknya arus globalisasi. Tidak hanya itu, perangkat desa kini seolah tak mau tahu tentang keadaan desanya, mereka seolah hanya mau menjabat menjadi perangkat desa namun tak mau memikul tanggung jawabnya.

Betapa malangnya desa ku yang seolah akan segera mati ditelan oleh waktu, terkikis oleh arus globalisasi yang hanya mengedepankan kepentingan sendiri. Desa ku kini hanya ibarat rumah yang tak pernah dirawat, melainkan hanya sebagai tempat menginap dan berteduh di waktu hujan.

Jumat, 07 Oktober 2011

Ekspedisi Susur Sungai Kapuas MEPA UNTAN

Ekspedisi ini merupakan ekspedisi wajib bagi anggota muda MEPA UNTAN  (Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam Universitas Tanjungpura) angkatan XVI, dimana peserta ekspedisi ini terdiri atas Bernadiktus felix (pembimbing), Reza. N (ketua), S. Efendi (anggota), Edino. Y (anggota), Efraim. S (anggota) dan Bambang (simpatisan). Ekspedisi ini kami mulai dengan membuat rakit yang terbuat dari bambu betung yang kami buat sendiri dan memakan waktu satu minggu untuk membuatnya. Ekspedisi ini dimulai dari tanggal 18 Juli-18 Agustus 2010, tim ekspedisi start tepatnya di bawah jembatan kota Putussibau dan finish di MAKODAM Pontianak. selama perjalanan banyak hal baru yang kami peroleh seperti mengetahui daerah-daerah yang berada di sepanjang bantaran sungai kapuas, serta alam disekitarnya yang masih cukup asri dan alami, selain itu dalam ekspedisi ini kami diwajibkan untuk melakukan penelitian sebagai pembekalan akademis dan pengaplikasian ilmu yang kami peroleh dari bangku kuliah, selain itu kami juga diwajibkan melakukan bakti sosial sebagai pengabdian kami kepada masyarakat dan alam ini.

Selama perjalanan kami banyak bersosialisasi kedapa masyarakat yang tinggal di pinggir sungai kapuas, mereka selalu menyambut baik kedatangan kami, tak khayal kami sering diberi oleh-oleh atau pun bekal saat kami akan melanjutkan perjalanan. kebanyakan dari mereka keheranan saat tahu bahwa kami mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan, karena mereka tidak habis fikir mengapa masih ada orang yang mau melukakan perjalanan dari putussibau menuju pontianak hanya dengan menggunakan rakit bambu yang hanya dikemudikan oleh dayung, sedangkan saat ini akses jalan dari Putussibau-Pontianak sudah ada.

Kami melihat masih banyak potensi alam yang terdapat di sungai kapuas terutama ikan yang merupakan sumber penghidupan utama bagi masyarakat nelayan yang tinggal di pinggir sungai kapuas, semua itu tetap terjaga karena masyarakat disana bersama-sama saling menjaga sungai kapuas agar tetap bisa menjadi andalan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. lain halnya saat kami melintasi di hilir sungai kapuas, disana terdapat beberapa penebangan liar dan penambangan emas tanpa ijin yang sering disebut (nge-jek). hal itu dapat merusak ekosistem yang terkandung di dalam sungai kapuas, karena airnya tercemar oleh limbah merkuri dan sungainya semakin dangkal akibat dari abrasi aliran sungai kapuas.

Keseharian kami saat di rakit kami mendayung rakit, maen catur, bergitar, dll. hal itu kami lakukan untuk menghilangkan kejenuhan yang kadang kala datang pada diri kami masing-masing. Akhirnya kami (tim ekspedisi) sampai di kota Pontianak tepatnya di MAKODAM Pontianak dengan disambut oleh para senior MEPA, betapa bangganya kami karena telah menyelesaikan ekspedisi ini dengan membawa bendera Merah Putih dan bendera MEPA, sekaligus membawa nama MEPA dan kampus fakultas ekonomi UNTAN untuk menyusuri sungai kapuas yang panjangnya mencapai 1.143 km.

Terimakasih sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat kesehatan kepada kami. tidak lupa kami juda ucapkan terimaksih kepada MEPA UNTAN sebagai wadah bagi kami untuk berkreativitas dan membuka wawasan melalui organisasi, terimakasih kepada Falkutas Ekonomi UNTAN yang telah memberikan ijin untuk melakukan kegiatan ini sekaligus sebagai wadah bagi kami untuk menimba ilmu, selain itu terima kasih juga kepada orang tua kami dan instansi-instansi yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil dan terimakasih kepada teman-teman semuanya.